Kenapa hujan selalu berhubungan dengan duka, banyak penulis
yang selalu mengaitkan hujan dengan duka, karena hujan adalah jawaban, jawaban
dari mendung yang kadang memberikan harapan palsu bahwa mendung tak berarti
hujan kadang dia datang kadang dia
pergi. Dan hujan, hujan adalah jawaban, hujan itu duka. Seperti ketika orang
sedang mempunyai duka tiba-tiba hujan turun orang mana yang tidak berfikir
‘hujan turun seolah hujan tau apa yang aku rasa.
Akhir-akhir ini seolah hujan turun setiap hari dan hujan
meninggalkan genangan, di dalam genangan itu seolah ada gambar-gambar kenangan.
Sesungguhnya aku tak butuh hujan atau genangan jenis apapun untuk membuatku
tenggelam di dalamnya. Mungkin di sana ada banyak orang yang mengartikan hujan adalah
penyembuh duka, mengharapkan hujan turun untuk menyegarkan dan menyirami duka.
Kali ini hujan telah menjawab, harus aku tinggalkan setiap
detik kenangan yang diam-diam aku banggakan, dan kenangan itu adalah sandiwara
yang kini hampir setiap hari menjadi genangan yang sangat tidak kuharapkan. apa
yang kau hasilkan dari sandiwara itu? Aku sesekali berfikir apakah pernah kau
sejenak merenungkan? Aku langsung tersadar dari fikir---genggam batinku.
Mengapa seringkali aku tertipu oleh apa yang aku relakan sendiri---genggam
batinku. Jadi dalam hal ini tiada yang perlu disalahkan memang siapa yang mau
menyalahkan suratan? Apa adanya ! dan bersepakat untuk membiarkan luka ini
sembuh dengan sendirinya, karena akan ada masalah yang selesai bersama waktu.
Allah punya jalan cinta untuk semua manusia, yang seringkali kita
abaikan hanya karena kita memilih jalan yang lebih landai, padahal ia
menjerumuskan. “Tuhan Maha Romantis”
Mei Sintiya
Tangerang hujan, 29 Maret 2016