Perempuan itu tidak bisa menahan rasa bahagianya ketika membaca pesan masuk dari Whatsapp. Perempuan itu berusaha menyembunyikan rasa bahagianya namun hakikatnya sulit. Perempuan itu merasa laki-laki itu berbeda dengan laki-laki lain meskipun sebenarnya sama dia adalah laki-laki yang tidak bisa dipisahkan oleh janji-janjinya. Sebaliknya laki-laki pun merasa bahwasanya dia beranggapan tidak semua laki-laki sama dan laki-laki pun akan selalu berusaha untuk menepati janjinya. Tanpa memikirkan bila takdir berkata lain. Perempuan itu seterusnya semakin yakin bahwa laki-laki itu memang lain. Tapi perempuan itu tetap harus konsisten dengan prinsipnya ‘tidak pacaran’.
Namun,
dengan berjalannya waktu laki-laki itu nampak seperti laki-laki pada umunya. Laki-laki
dan janji manisnya. Dan perempuan itu pun nampak seperti perempuan pada
umumnya. Mulai cemas, kembali pada pikiran masa lalunya perempuan yang
hakikatnya hanya dapat menunggu, terkadang sedikit terlintas difikirannya
perempuan itu tau dia sedang menunggu bus di halte yang salah namun, perempuan
itu percaya bus pasti akan datang dan mengantar ke tujuannya meskipun dengan
jalan yang berbeda.
Perempuan
itu merasa seperti diambang pintu apakah harus keluar dengan dua pilihan menemui
laki-laki itu untuk mengutarakan isi hati dan pikirannya atau harus pergi
meninggalkan dan tenggelam dengan kepatahan bersama keramaian di luar lalu
kembali berharap dengan waktu. Atau harus masuk kedalam rumah dan bersabar
menunggu. Terus belajar muhasabah supaya Allah memberikan kesabaran pada
dirinya karena pada dasarnya kesabaran itu tidak ada batasnya. Disetiap sepertiga
malamnya perempuan itu percaya akan do'a-do'a yang dipanjatkan, Allah pasti
membantunya. Setelah sepertiga malamnya berlalu pada pagiharinya perempuan itu
bangun dari tidurnya dengan rasa kembali cemas dan merasa tidak percaya diri. Laki-laki
itu sama, masih tetap laki-laki dan janji manisnya.
Tidak
bisa dipungkiri lagi, laki-laki memang tidak bisa dipisahkan dengan janji
manisnya. Setelah beberapa kali dari masalalunya perempuan itu dipatahkan
hatinya dengan laki-laki yang berbeda namun sama masih tetap pada janji
manisnya. Lalu perempuan itu percaya akan ada seseorang yang Allah kirimkan
untuk membahagiakannya. Meskipun perempuan itu tau seseorang itu pun nanti akan
menyakitinya lagi dilain waktu. Perempuan itu kembali merasakan saat itu semua
orang tak akan sanggup membahagiakannya. Lalu Allah mengirimkan seseorang yang
sama sekali lagi untuk membahagiakannya.