UBUR-UBUR LEMBUR #bookreview

Friday, March 16, 2018

Saya review buku lagi… yang berjudul ubur-ubur lembur karya Raditya Dika. Awal saya tau kalau ada buku ini bukan dari bang Rditya Dika dan bukan dari postingan sii penerbit gagas media. Saya tau buku ini dari postingan mbak Sophia Mega beliau adalah booktuber favorit saya di instagram. Saya banyak mendapat referensi buku yang recommend buat dibaca dari Sophia Mega. Setiap buku yang Sophia Mega review di youtube chanel recommended untuk dibaca para followersnya emang bener-bener bagus sih menurut saya. Saya sudah beberapa kali baca-baca buku yang saya dapat dari review buku Sophia Mega. Dan kali ini hanya melihat cover ubur-ubur lembur saya langsung  pengen banget buat bacanya dan langsung saya cari tau tentang ubur-ubur lembur. Saya membelinya online di Grobmart.com dan masih dalam PO sekitar 2 minggu setelah pemesanan saya baru terima buku ini. Dan saya langsung lahap habis buku ini selama 2 minggu.


Ubur-ubur lembur ini buku yang penuh dengan cerita pengalaman pribadi Raditya Dika, dan bisa buat menjadi bahan perenuangan buat saya. Kisah-kisah nyata yang dialami Raditya Dika itu benar-benar real dan bahasanya mudah dipahami dengan logat komedinya. Cinta, komedi, kehidupan dan horror adalah kesimpulan yang bisa saya ambil dari buku Ubur-ubur lembur.
Berisi 14 bab ada beberapa bab yang saya suka:
  •  Pada sebuah kebun binatang hal 19
  •  Tempat shooting horror  hal 123
  •  Percakapan dengan seorang artis hal 145
  •  Ubur-ubur lembur hal 219
Salah satu bab tentang cinta, patah hati kecil di bab ‘pada sebuah kebun binatang’.
“gue berjalan diparkiran kebun binatang yang tampak kosong. Matahari turun perlahan-lahan. Angin mulai terasa dingin. Gue masuk ke mobil dan menyalakan mesinnya. Es krim di tangan gue mulai mencair. Gue menjilat kembali lelehannya yang jatuh ke jari. Untuk sesuatu yang begitu manis kenapa rasanya begitu hambar? ” (hal 39)

Tentang kehidupan dan sebuah renungan yang paling saya suka adalah dibagian dari kesimpulan buku ini yang sesuai dengan judulnya. Bab ‘ubur-ubur lembur’
“gue enggak mau jadi ubur-ubur lembur; gue mau punya tulang belakang. Gue mau bisa berjalan diantara dua kaki. Gue percaya kalo kita hidup dari apa yang kita cintai, maka kita akan mencintai hidup kita. Gue lalu menjual handphone gue, menggantinya dengan yang lebih jelek. Gue kumpulin uang sehingga gue punya tabungan senilai tiga bulan gaji. Lalu, gue keluar dari kantor. Terjun bebas, tanpa parasut” (hal 226).

Suka sekali, dengan bab tentang ubur-ubur lembur karena dimana saya juga merasakan sama seperti apa yang tertulis di bab itu, saya harus memikirkan ulang, ulang dan ulang tentang kehidupan saya sebagai seorang karyawan dan saya sebagai seorang mahasiswi yang dimana saya bekerja untuk membiayai kuliah saya. Apakah bisa suatu saat nanti saya terjun bebas tanpa parasut seperti bang Raditya Dika makan dan melanjutkan hidup setelah resign dari kantor. Melanjutkan hidup dan berkarya dari hal yang dicintai.

Sekian review buku dari saya hehe saya recommend untuk kalian baca ya buku ini. Terutama untuk kids jaman now karena dibuku ini juga ada ulasan tentang curhatan Raditya Dika tentang social media.
gemasssss dapat pembatas buku yang super cute




Rilis                  : 1 Februari 2018
Penulis             : Raditya Dika
Penerbit           : Gagas Media
Halaman          : 232


salam blogging





You Might Also Like

0 komentar

Powered by Blogger.

Popular Posts